Foto: nyoman_nuarta/ InstagramKepada detikHOT, I Nyoman Nuarta menuturkan awalnya pengerjaan patung yang ada di atas bukit itu atas usul bupoati dan DPRD setempat. Mereka mendatangi Nyoman Nuarta di Bandung dan minta dibuatkan patung.
"Saat itu setahun sehabis tsunami yang kena Nias dan pulau kecil lainnya, mereka merasa itu yakni anugerah dan minta bekerja samalah dengan kita," tutur Nyoman Nuarta ketika dihubungi via telepon, Jumat (18/1/2019).
Pihak Pemerintah Daerah setempat menyampaikan tidak mempunyai cukup biaya, jadi mereka menyiapkan infrastruktur dan pihak seniman sekaligus mencari dana. "Rencana 60 meter skala rumah, tapi gres tamat 20 meter penggalan kepala dan dada," lanjutnya lagi.
Baru tamat 20 meter, pemerintahan kawasan setempat pun berganti. Sejak ketika itu, tak ada yang tertarik untuk melanjutkannya.
"Karena nggak ada kepastian, aku hibahkan. Itu (patung) ditaruhlah di atas bukit, yang biasa mengurusi meninggal dunia. Itu patung dicuekin, seharusnya bila sudah jadi kepala dan dada dibikin apalah," lanjut pendiri NuArt Sculpture Park tersebut.
Dia menduga sebab materi patung dari tembaga dan kuningan, lanjut Nyoman, mungkin ada saja yang menjarah. Pematung lulusan Seni Rupa ITB itu pun tidak tahu kapan insiden penjarahan tersebut.
"Kita nggak ada yang tahu insiden kapan, gres ada ini dikasih tahu teman. Padahal buatnya itu setahun lebih," pungkasnya.
Sebelumnya, Nyoman Nuarta sebelum menciptakan status di Instagram mengenai karya seninya yang dijarah oknum tertentu. "Baru sanggup kabar patung ANUGRAH yg ada di labuhan angin TAPANULI TENGAH, yg belum tamat semua gres kepala dan dada ,MERUPAKAN PATUNG HIBAH DR SAYA, setinggi 20 m dgn lebar pundak 10 m,menurut laporan telah habis dijarah dgn rangka2nya,Menyedihkan," tulis @nyoman_nuarta.